Inovasi Paving Block Ramah Lingkungan, Bank Sampah Melayu Berkah Dorong Ekonomi Sirkular di Kukar

BANNER DINAS LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN 5

Portalraya.com, Kukar – Di tengah tantangan pengelolaan sampah plastik yang kian meningkat, Bank Sampah Melayu Berkah tampil dengan gagasan kreatif yang mengubah limbah menjadi peluang ekonomi. Lembaga ini tengah mengembangkan inovasi paving block ramah lingkungan berbahan dasar plastik daur ulang, sebuah langkah nyata menuju pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular. Sabtu, (01/11/2025).

“Rencananya kami akan menggunakan plastik kresek putih yang biasa dipakai untuk bungkus nasi. Kalau sudah berjalan, ini bisa jadi produk unggulan kami,” ujar Supri.

Bahan baku plastik diperoleh dari sistem pengumpulan rutin setiap hari Jumat, di mana para nasabah datang membawa sampah kering seperti botol plastik, kardus, minyak jelantah, dan oli bekas.

Setiap setoran ditimbang dan dicatat sebagai bentuk “tabungan sampah” yang nantinya dapat ditukar dengan uang tunai.

Lebih dari sekadar kegiatan sosial, program ini membuka jalan bagi lahirnya produk bernilai tambah dari limbah rumah tangga.

Melalui proses daur ulang yang terencana, limbah plastik yang semula berpotensi mencemari lingkungan kini disulap menjadi bahan bangunan yang kuat dan bermanfaat.

Dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara menjadi elemen penting dalam keberhasilan program ini.

DLHK telah memberikan fasilitas berupa mesin press, gedung operasional, armada roda tiga, serta gerobak pengangkut untuk memperlancar aktivitas pengumpulan dan pemrosesan sampah. “Tanpa bantuan DLHK, kegiatan kami pasti sulit berkembang,” tambah pengelola.

Ke depan, Bank Sampah Melayu berharap dapat memperluas jejaring kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sekolah, pelaku usaha, dan komunitas lingkungan.

“Kami berharap DLHK membantu promosi agar produk paving block ini dikenal luas dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” harapnya.

Inovasi paving block dari limbah plastik ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah bukan hanya upaya menjaga kebersihan, tetapi juga gerakan ekonomi berkelanjutan yang mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi polusi, dan menumbuhkan kesadaran lingkungan masyarakat Tenggarong. (Adv/DLHK KUKAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *